Jumat, 11 Desember 2009

Adakah ……yang akan mendoakan kita ?

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di Rumah Sakit di ruang ICU. Disaat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia Roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ... " kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati. Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali merngunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "apakah besok pagi aku sudah pulih? pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".

Dengan lembut si Malaikat berkata, "anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktu mu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu".

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layer besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka".

Kata Malaikat, "aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu" Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, " Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat".

Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat ! tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang ! Dengan setengah bergumam dia bertanya, "apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, " ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah".

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam. Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu!! kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00". Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri.

Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu.


---------------------------------------------------------------------------------------------
Doa sangat besar kuasanya, tak jarang kita malas, tidak punya waktu, tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain. Ketika kita mengingat seorang sahabat lama / keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia, mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.
Di saat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi. Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain... sebaliknya perbanyaklah berdoa buat orang lain.

Ketika Gubukku terbakar

Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal, terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.

Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.

Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya. Dia sedih dan marah.

"Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis.

Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.

"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.

"Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk.Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan.

Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan.Ketika ada kejadian negative terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Rabu, 04 November 2009

Begitu Sempurnanya Dirimu

Seorang pria dan kekasihnya menikah
dan acaranya pernikahannya sungguh megah.
Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan
dan menikmati hari yang berbahagia tersebut.
Suatu acara yang luar biasa mengesankan.

Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya
dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah.
Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan
bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.

Beberapa bulan kemudian,
sang istri berkata kepada suaminya,
"Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah
tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan,"
katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita.

Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut
dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia"
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya
yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya
mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama.

Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar
dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya.
"Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri.
Ia lalu mengeluarkan daftarnya.
Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman.

Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak dia sukai dari suaminya,
ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir.
"Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya.
"Oh tidak, lanjutkan" jawab suaminya.

Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar,
lalu kembali melipat kertasnya dengan manis diatas meja
dan berkata dengan bahagia
"Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".

Dengan suara perlahan suaminya berkata
"Aku tidak mencatat sesuatupun di kertasku.
Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna,
dan aku tidak ingin merubahmu.
Engkau adalah dirimu sendiri.
Engkau cantik dan baik bagiku.
Tidak satupun dari pribadimu yang kudapatkan kurang"

Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta
serta isi hati suaminya.
Bahwa suaminya menerimanya apa adanya,
Ia menunduk dan menangis.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depressi, dan sakit hati.
Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut.
Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan dan pengharapan.
Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk,
mengecewakan dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal
yang indah di sekeliling kita?
Kita akan menjadi orang yang berbahagia
jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik
dan mencoba melupakan yang buruk.

Cinta tak pernah memandang kekurangan
orang yang kita sayangi dan kita cintai.

Cinta hanya akan membawa kebahagian
dan saling berbagi untuk memahami kekurangan masing-masing.
mencintai dengan apa adanya.

Cinta tak pernah menyakiti,
yang sebenarnya adalah menambah kedewasaan
dan cara berpikir kita untuk memandang hidup,
sebagai kasih karunia Tuhan yang terbaik.
Cintailah semua makhluk dengan harapan semua berbahagia

Selasa, 03 November 2009

Menghukum tanpa Kekerasan

Kisah berikut ini adalah cerita masa muda Dr. Arun Gandhi, cucu dari Mahatma Gandhi....


Waktu itu Arun masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama orangtuanya di sebuah

lembaga yang didirikan oleh kakeknya, yaitu Mahatma Gandhi, di tengah-tengah
kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika selatan. Mereka tinggal jauh
di pedalaman dan tidak memiliki tetangga. Tidak heran bila Arun dan dua
saudara perempuannya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke kota untuk
mengunjungi teman atau menonton bioskop.

Suatu hari ayahnya meminta Arun untuk mengantarkan dirinya ke kota untuk
menghadiri konferensi sehari penuh. Arun pun sangat gembira dengan
kesempatan ini. Tahu bahwa Arun akan pergi ke kota, ibunya memberikan daftar
belanjaan untuk keperluan sehari-hari. Selain itu, ayahnya juga minta untuk
mengerjakan pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki mobil di
bengkel.

Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, "Ayah tunggu kau disini
jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama. " Segera Arun
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ayahnya.

Kemudian, Arun pergi ke bioskop, dan dia benar-benar terpikat dengan dua
film John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam
menunjukkan pukul 17:30, langsung Arun berlari menuju bengkel mobil dan
terburu-buru menjemput ayahnya yang sudah menunggunya sedari tadi. Saat itu
sudah hampir pukul 18:00.

Dengan gelisah ayahnya menanyakan Arun, "Kenapa kau terlambat?"

Arun sangat malu untuk mengakui bahwa dirinya menonton film John Wayne sehingga
dia menjawab, "Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu."
Padahal ternyata tanpa sepengetahuan Arun, ayahnya telah menelepon bengkel
mobil itu. Dan kini ayahnya tahu kalau Arun berbohong.

Lalu Ayahnya berkata, "Ada sesuatu yang salah dalam membesarkan kau sehingga
kau tidak memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran kepada ayah.
Untuk menghukum kesalahan ayah ini, ayah akan pulang ke rumah dengan
berjalan kaki sepanjang 18 mil dan memikirkannya baik- baik.".

Lalu, Ayahnya dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya mulai berjalan
kaki pulang ke rumah. Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama
sekali tidak rata. Arun tidak bisa meninggalkan ayahnya, maka selama lima
setengah jam, Arun mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat
penderitaan yang dialami oleh ayahnya hanya karena kebodohan bodoh yang Arun
lakukan.

Sejak itu Arun tidak pernah akan berbohong lagi.

*Pernyataan Arun:*
"Sering kali saya berpikir mengenai episode ini dan merasa heran. Seandainya
Ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita, maka apakah
saya akan mendapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa kekerasan? Saya kira
tidak. Saya akan menderita atas hukuman itu dan melakukan hal yang sama
lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa kekerasan yang sangat luar
biasa, sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah
kekuatan tanpa kekerasan."

Rabu, 14 Oktober 2009

Memimpin dengan Teladan

Pada suatu ketika, Konfusius, menempuh perjalanan jauh bersama beberapa muridnya melintasi padang gurun. Setelah beberapa hari, persediaan air minum yang mereka bawa habis. Ketika salah seorang muridnya menemukan suatu oase kecil yang berisi genangan air dangkal. Dengan segera murid tersebut mengambil mangkuknya kemudian dengan susah payah menyedok sebanyak mungkin air. Tetapi yang terisi hanya setengah dari isi mangkuk. Ia pun mengantarkan air itu kepada Konfusius.

Ketika Konfusius baru menempelkan mangkuk itu ke bibirnya, ia melihat semua mata muridnya memandang kepada dirinya. Ia tidak jadi meminum isi mangkok tersebut, malahan ia menuang air dalam mangkuk tersebut ke atas pasir gurun tersebut sambil berkata,"Air ini terlalu sedikit untuk kita semua dan terlalu banyak untuk satu orang saja. Mari kita lanjutkan perjalanan ini."

Champion
-Darmadi Darmawangsa-


The Lesson

Sebagai seorang pemimpin, Konfusius tidak mampu meminum air itu sendirian dan membiarkan muridnya sengsara. Ia tidak merasa lebih penting drpd murid2nya. Inilah contoh seorang pemimpin sejati. Konfusius memang tidak bisa menghilangkan dahaga dirinya dan para muridnya tetapi ia memberikan sesuatu yang lebih penting dan berarti kepada para muridnya dan kita sekalian, yaitu arti dari sebuah kepemimpinan sejati

Selasa, 13 Oktober 2009

Seni Rekomendasi

Penguasa Jin, Raja Ping, beraudiensi dengan salah satu menterinya, Qi Huanyang. Raja Ping bertanya kepada dirinya siapa yang paling tepat untuk wakil pemerintahan di Nanyang.

"Xie Hu mungkin orang yang cocok untuk posisi ini," jawab Qi menanggapi pertanyaan raja.

"Tetapi bukankah Xie Hu adalah lawan politik anda?" tanya Raja.

"Yang Mulia bertanya kepada saya siapa yang layak menjadi calon terbaik untuk memerintah Nanyang," jawab Qi dengan tersenyum. "Anda tidak bertanya kepada saya, siapa lawan politik saya."

Raja mengangguk tanda setuju,"Baiklah, saya akan mengangkat Xie Hu untuk memerintah di Nanyang."

Xie Hu memerintah Nanyang dengan baik.

Beberapa saat kemudian raja bertanya kepada Qi Huangyang untuk merekomendasikan calon hakim yang terbaik untuk pengadilan.

"Qi Yu adalah orang yang tepat untuk mengisi posisi hakim." jawab Qi Huangyang.

"Bukankah Qi Yu adalah anakmu?" tanya raja. "Mengapa engkau merekomendasikan anakmu sendiri? Orang-orang akan mencibir saya jika saya sampai mengangkat anakmu."

"Yang Mulia, anda bertanya kepada saya siapa calon terbaik untuk mengisi posisi hakim di negeri ini. Anda tidak bertanya kepada saya apakah dia anak saya."

"Kamu benar." jawab raja.

Qi Yu pun ditunjuk menjadi hakim negeri. Dia berhasil memepimpin pengadilan negara dengan baik dan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Di masanya, keadilan hukum benar-benar ditegakkan.


The Lesson

Sungguh memalukan, bahwa di tengah semakin berkembangnya seni kepemimpinan di negara ini tetapi tidak serta merta menjadikan sistem semakin baik.

Qi Huangyang mendemonstrasikan seni merekomendasikan orang dengan baik dan tepat tanpa berprasangka apa-apa. Ia tidak pernah takut dicap nepotisme ketika merekomendasikan anaknya (karena dia tahu anaknya adalah orang yang tepat) atau memisahkan kepentingan pribadi dengan urusan negara ketika merekomendasikan Xie Hu yang merupakan seteru politiknya. Semuanya hanya demi keutuhan dan kemakmuran negaranya.

Bagaimana dengan kita ?

Senin, 12 Oktober 2009

Kisah Si Kenek Kecil

Seperti biasa saya pulang dari kantor menggunakan jasa metromini. Hari ini ada sesuatu yang berbeda aja kala naik metromini tersebut... Momen itu saya abadikan lewat kamera henpon saya. Mohon maaf kalau gambarnya kurang bagus... hehehee..:D

lihat aj sendiri yah gambar2nya dan opini-nya saya serahkan kepada teman-teman semua....







... dan masih banyak lagi anak-anak lainnya di pelosok ibukota ini yg di usia mereka saat ini harus berjibaku melawan maut demi uang...

Etika Pasukan



Pada tahun 158 SM, bangsa Hun menguasai perbatasan utara China. Untuk memperkuat perbatasan, Kaisar dinasti Han, Wen, menugaskan tiga orang jenderalnya, Xu Li, Liu Li dan Zhou Yafu, untuk menjaga tiga pos di wilayah perbatasan utara.

Suatu ketika Kaisar ingin melakukan kunjungan ke pos-pos tersebut. Rombongan kaisar dapat secara langsung menuju barak Jenderal Liu Li dan Xu Li. Mereka dan pasukannya keluar menyambut Kaisar.

Ketika rombongan kaisar bergerak menuju pos yang dijaga oleh Zhou Yafu, rombongan tersebut diberhentikan oleh beberapa prajurit. Pengawal kaisar meberitahukan bahwa ini adalah rombongan kaisar yang ingin melakukan kunjungan. Tetapi prajurit yang menghadang tersebut menjawab,"Jenderal Zhou berkata bahwa kami hanya tunduk pada perintah beliau."

Akhirnya kaisar mengirimkan utusannya membawa pesan sekaligus cap kerajaan untuk memberitahukan bahwa kaisar datang untuk bertemu dengan Zhou Yafu. Zhou Yafu yang menerima pesan ini segera memerintahkan supaya gerbang dibuka.

Ketika rombongan kaisar masuk ke dalam markas, mereka diperingati kembali oleh pengawal yang bertugas untuk tidak memacu kuda2 mereka dengan cepat. Rombongan kaisar pun berjalan perlahan-lahan menuju tempat Jenderal Zhou. Sesampainya di sana, Zhou sudah menunggu. Ia hanya membungkuk sedikit di hadapan kaisar.

"Maafkan saya yang Mulia karena saya tidak berlutut," jawab Zhou. "Seorang prajurit yang sedang bertugas dan mengenakan seragam militer menghormat sesuai dengan peraturan menurut etika militer."

Melihat hal ini, Kaisar Wen sangan terkesan. Ia berdiri dan membungkuk hormat sesuai etika militer yang berlaku. Ketika selesai melakukan kunjungan, Kaisar kembali mengirimkan utusan kepada Zhou untuk mengucapkan terima kasih atas kebaikannya, kemudian mereka berangkat kembali menuju ibukota.

Dalam perjalanan, para pejabat yang mendampingi kaisar bertanya-tanya bagaimana Yang Mulia akan bereaksi terhadap perlakuan yang diterimanya selama berada di markas Zhou Yafu.

Kaisar yang mendengar hal ini berkata,"Zhou Yafu adalah jenderal sejati. Dua jenderal lainnya menjaga markas mereka seperti permainan anak kecil. Tidak ada kedisiplinan dan prosedur yang jelas. Apabila musuh datang secara tiba-tiba, dapat dipastikan mereka akan kalah. Tetapi dengan Zhou Yafu, kalian semua tidak akan mendapatkan kesempatan."

Kaisar terus memuji Zhou sepanjang perjalanan pulang. Tidak lama kemudian, kaisar mengangkat Zhou Yafu sebagai komandan untuk pertahanan ibukota.


The Lesson

Jika anda membelokkan peraturan untuk menyenangkan orang lain, anda akan kehilangan lebih banyak orang daripada yang anda dapatkan.

Mengenai Zhou Yafu sendiri, kisah hidupnya sangat terkenal di China. Ia adalah perwakilan dari karakter seorang jenderal yang dikagumi karena keahliannya dalam merancang strategi dan sikap disiplinnya yang tinggi. Ia pun dikenal sebagai seorang yang jujur dan berintegritas.

Sabtu, 10 Oktober 2009

Semangat Brooklyn Bridge

Tahukah anda Brooklyn Bridge?

Inilah Brooklyn Bridge tersebut...



Indah dan kokoh bukan?

Jembatan yang menghubungkan antara kota New York dengan Long Island.

Mungkin banyak dari teman2 semua yang mengetahui keberadaan jembatan terkenal ini. Tetapi tahukah teman2, ada kisah yang cukup menggetarkan hati di balik berdirinya jembatan ini?

Inilah kisahnya...

Pada tahun 1883, seorang arsitek bernama John Roebling tertantang untuk membangun sebuah jembatan yang bisa menghubungkan kota New York dengan Long Island. Banyak para ahli konstruksi yang menyangsikan keberhasilan Roebling menyelesaikan proyek ambisius tersebut. Tetapi Roebling tetap melangkah dan berhasil membujuk anaknya untuk membantunya membangun jembatan tersebut.

Setelah beberapa bulan berjalan, terjadi kecelakaan yang menimpa John Roebling dan anaknya Washington. John meninggal sedangkan Washington menderita cacat yang membuatnya tidak bisa menggerakkan bagian tubuhnya. Bahkan ia pun tidak bisa berbicara. Kolega-koleganya mulai membenarkan komentar-komentar mereka sebelumnya bahwa tidak mungkin untuk membangun jembatan tersebut.

Tetapi Washington tidak putus asa. Di atas ranjang, ia mengajar istrinya tentang detil2 pembangunan jembatan tersebut. Walaupun hanya berbekal isyarat jari saja tetapi itu tidak menjadi masalah. Proyek pembangunan kembali berjalan. Istrinya menjadi tubuh dan mulut Washington untuk mengarahkan para pekerja.

Selama hampir 13 tahun, Washington dengan sabar memberikan instruksi melalui isyarat kepada istrinya. AKhirnya jembatan itu pun berdiri dengan megah. Berdirinya jembatan ini membungkam para kritikus yang menyangsikan adanya jembatan tersebut. Brooklyn Bridge menjadi saksi bisu akan sebuah pengharapan dan semangat pantang menyerah John Roebling dan anaknya, Washington Roebling.


John Roebling




Washington Roebling






Tinggalkan beban-beban kehidupan anda

Cerita berikut ini adalah kiriman dari seorang yang paling saya sayang. Enjoy it... :)


Stephen Covev, seorang motivator dan penulis buku populer pada suatu kesempatan memberikan kuliah tentang manajemen stress. Covey mengangkat sebuah gelas yang terisi penuh dengan air. Ia bertanya,"Menurut anda berapa berat segelas air di tangan saya ini?"

Para siswa menjawab mulai dari 200 sampai 500 gr.

Covey melanjutkan pengajarannya. Ia berkata,"Ini bukan masalah berat gelas ini, tapi tergantung berapa lama anda memegangnya."

"Jika saya memegangnya selama satu menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama satu jam, tangan kanan saya akan sakit. Dan jika saya memegangnya selama satu hari penuh. Mungkin anda perlu memanggilkan ambulan untuk saya."

"Beratnya sebenarnya sama. Tetapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat."

"Jika kita membawa beban kita terus menerus, maka lambat laun kita tidak akan sanggup membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya."

"Saat ini yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut. Istirahat sejenak, kemudian mengangkatnya kembali."


The Lesson

Sebelum kembali ke rumah dari aktivitas kita di luar, maka tinggalkanlah beban itu. Kita bisa mengangkatnya esok hari. Hidup ini singkat dan terlalu sayang untuk dilewatkan. Nikmatilah dan manfaatkanlah sebaik-baiknya kehidupan ini. Hal-hal yang indah di dunia ini kebanyakan tidak dapat disentuh atau dilihat dengan nyata. Kita hanya bisa merasakannya melalui relung hati ini.

Change Your Way To Success



Pada suatu hari, Albert Einstein sedang memberikan tes akhir bagi para mahasiswa jurusan fisika di Princeton University, New Jersey. Setelah hasil tes dikumpulkan, Einstein berjalan kembali ke kantornya. Saat itu, teaching assistant (guru pembantu) yang membantunya di kelas bertanya,"Bukankah soal yang anda berikan sama persis dengan soal yang anda berikan pada tes akhir tahun lalu?"

Einstein diam sejenak kemudian menjawab,"Benar, soal ujian kali ini sama dengan soal ujian tahun lalu."

TA-nya tidak puas dengan jawaban Einstein,"Mengapa anda tetap memberikan soal yang sama pada ujian kali ini?"

Dengan tenang Einstein menjawab,"Soalnya memang sama tapi jawabannya sekarang sudah berbeda."
Champion
-Darmadi Darmawangsa-


The Lesson

Tepat apa Einstein katakan bahwa tantangan yang dihadapi saat ini tidaklah dapat dipecahkan dengan pemikiran-pemikiran sebelumnya. Ada selalu bukit yang harus kita daki setiap kali kita berhasil mendaki bukit yang satu dan pastinya bukit baru tersebut mempunyai tingkat kesulitan dan tantangannya tersendiri.

Jangan terlalu cepat puas dengan pencapaian kita saat ini. Jika anda berlaku seperti itu maka cepat atau lambat anda akan dilibas oleh pesaing-pesaing anda.

Jumat, 09 Oktober 2009

Nikmati Hari Ini




Alkisah ada seorang murid muda yang tinggal di asrama sekolahnya. Setiap pagi ia mendapat tugas untuk menyapu halaman asrama sekolahnya. Bangun pagi setiap harinya menyapu halaman asrama pada musim gugur adalah merupakan tugas yang cukup sulit. Hal ini disebabkan daun-daunan yang lebih mudah rontok.

Melihat hal ini, murid muda ini mulai memikirkan caranya agar ia lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya. Seorang murid senior mencoba untuk memberikan saran kepada murid muda tersebut. "Sebelum kamu menyapu besok, goyang-goyangkan saja pohon yang ada agar daun-daunnya gugur sehingga besok hari kau tidak perlu menyapu lagi." saran si murid senior.

Murid muda itu berpikir bahwa saran itu cukup bagus. Dan mulailah ia menggoyangkan pohon2 yang ada sehingga daun-daunnya jatuh berguguran. Kemudian ia pun menyapu daun-daun yang jatuh tersebut. Setelah selesai, ia duduk dan berpikir bahwa besok hari ia tidak perlu bangun pagi-pagi untuk menyapu halaman.

Keesokan paginya ketika ia bangun, ia melihat bahwa masih banyak daun-daun yang berserakan di halaman asrama. Pada waktu itu, seorang guru senior yang melintas berkata,"Nak, tak peduli betapa kerasnya kamu bekerja hari ini, daun-daun akan tetap berguguran besok."


The Lesson

Janganlah selalu merisaukan hari esok atau yang akan datang karena memang waktunya belum tiba. Menghargai dan menikmati hari ini lebih penting dibandingkan dengan hal-hal yang lain.

Tidak Ada Yang Sempurna

Zi Si adalah cucu Konfusius yang terkenal akan kebijaksanaannya. Ketika dia bertugas di Wei, Zi Si merekomendasikan seseorang kepada bangsawan penguasa Wei.

"Saya percaya Gou Bian mempunyai kualitas seorang jenderal. Dia seharusnya diberi posisi penting."

Raja menganggukan kepalanya.

"Gou Bian mungkin mempunyai kemampuan seorang Jenderal. Tetapi ketika dia menjadi pejabat pemerintahan, dia pernah suatu kali meminta kepada bawahannya untuk menyumbang dua telur setiap orang untuk konsumsi pribadinya. Saya sangat terganggu dengan hal ini. Saya tidak dapat menunjuk orang seperti ini menjadi jenderal."

Telur adalah barang berharga saat itu.

"Yang Mulia, saya khawatir penilaian anda terhadap orang terlalu sempit," kata Zi Si mengekspresikan ketidaksetujuannya. "Benar bahwa tidak tepat meminta telur dari bawahan untuk konsumsi pribadi. Tetapi ketika seorang penguasa yang bijaksana merekrut seseorang, itu sama halnya dengan seorang tukang kayu memilih kayu. Dia membuang bagian yang jelek dari sebatang pohon dan menggunakan bagian yang bagus. Bahkan sebatang pohon yang bagus memiliki bagian yang bercelah dan rapuh. Tapi seorang tukang kayu yang baik tidak akan membuang pohon itu hanya karena berapa lubang saja di kayu tersebut. Dia membuang bagian-bagian yang jelek dan menggunakan bagian yang bagus."

Zi Si melanjutkan,"Kita hidup di zaman peperangan dan penuh ketidakpastian. Kita membutuhkan banyak orang berbakat sebisa mungkin. Saya menyesal bahwa Yang Mulia menolak untuk menggunakan seseorang yang mempunyai kemampuan luar biasa hanya karena beberapa butir telur. Hanya saja jangan biarkan negara lain mengetahui hal ini sebab merupakan hal yang memalukan bagi Wei karena tidak mampu menggunakan orang-orang yang berbakat."


The Lesson

Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Pertanyaannya adalah apa dan seberapa besar kesalahan itu dan apakah kesalahan itu relevan, baru kita dapat mengambil suatu keputusan.

Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik
-Michael C. Tang-

Kamis, 08 Oktober 2009

Mengucap Syukur Setiap Saat

Di sebuah negeri hiduplah seorang pemahat batu yang selalu merasa tidak puas akan kehidupannya. Suatu ketika ia melewati rumah seorang kaya raya. Melalui pintu gerbang yang terbuka ia melihat begitu banyak barang-barang mewah dan tamu-tamu penting yang sedang berkunjung. "Betapa hebatnya orang kaya tersebut." gumam si pemahat batu. Ia sangat menginginkan menjadi orang kaya tersebut.

Tanpa ia sangka, ia pun menjadi orang kaya tersebut. Ia begitu menikmati kekayaan dan kekuasaan yang ia miliki. Tetapi, ia selalu dicemburui dan dimusuhi oleh orang-orang yang sirik akan kekayaannya. Lalu lewatlah seorang pejabat tinggi. Pejabat itu diusung oleh tandu keagungan, diiringi oleh pengikut-pengikut yang setia. Banyak orang-orang, termasuk orang-orang kaya, harus membungkuk di hadapannya. "Betapa berkuasanya pejabat itu," gumamnya dalam hati. "Saya berharap menjadi pejabat itu."

Ia pun menjadi pejabat tinggi yang diusung dalam tandu istimewa dan diiringi oleh banyak pengikut. Orang-orang pun membungkuk hormat kepada dirinya. Ia senang dengan hal itu. Waktu itu hari di mana musim panas dan terik matahari begitu membakar kulit. Ia menjadi agak kurang nyaman dengan kondisi itu. Matanya melayang ke cakrawala melihat sang surya dengan sombongnya memancarkan sinarnya ke bumi. Tidak terpengaruh oleh keberadaan dirinya yang seorang pejabat tinggi. "Betapa kuasanya matahari tersebut. Aku ingin menjadi surya." kembali ia berharap.

Jadilah ia sebagai sang surya yang memancarkan sinarnya kepada setiap makhluk hidup dan dimana saja tanpa terkecuali. Tetapi hal itu mengakibatkan kekeringan yang melanda bumi. Ia pun dikutuk oleh para petani dan buruh. Lalu datanglah awan besar nan hitam melintas antara surya dengan bumi. Menghalangi sinar matahari menyentuh dasar bumi. "Betapa hebatnya awan besar tersebut. Aku ingin menjadi awan besar tersebut."

Ia pun menjadi awan besar nan hitam tersebut. Dan jadilah ia sebagai pembawa hujan yang lebat tiada ampun. Akibatnya timbul banjir dimana-mana merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat. Ia pun diteriaki dan dihujat oleh masyarakat banyak. Tidak beberapa lama kemudian, angin besar menghalau dirinya dengan mudahnya. Ia pun menginginkan menjadi angin tersebut.

Kemudian ia menjadi angin yang menderu-deru. Menerbangkan segala sesuatu yang dilintasinya. Tetapi kekuatannya terbentur pada suatu benda berukuran besar yang tak goyah oleh tiupannya. Ternnyata itu adalah gunung granit yang berdiri dengan kokohnya. tak terpengaruh oleh kekuatan angin besar. "Saya ingin menjadi gunung batu tersebut!"

Selanjutnya, ia menjadi gunung batu yang kokoh tersebut. Begitu kuat ia berdiri. Lebih kuat dari segala apapun di dunia ini. Tetapi tidak lama ia mendengar suara dentuman palu. Memahat dirinya bagian demi bagian. Ia pun mulai merasa guncangan di dirinya. "Apa ada yang lebih kuat dari gunung batu ini?" pikirnya. Ia pun melihat ke bawah dan melihat jauh di dasar sesosok orang pemahat batu yang sedang bekerja.

Kisah-kisah Kebijaksanaan Zen
-Indra Gunawan-


The Lesson

Manusia pada dasarnya tidak pernah merasa puas dalam kehidupan. Ketika satu hal sudah terpenuhi maka nalurinya akan mencari sesuatu lagi untuk memuaskan dirinya.

Tidak semua keinginan di dunia ini dapat kita dapatkan. Belajarlah bersyukur akan apa yang sudah kita miliki saat ini kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Tetapi tetap berusaha untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

Apapun Keadaannya Tetap Lakukan Pekerjaanmu



Ada dua orang pendeta yang sedang mencuci mangkuk di pinggir sungai. Mereka melihat seekor kalajengking yang hampir tenggelam. Lalu salah seorang dari mereka mengangkat kalajengking tersebut dan menaruhnya di pinggir sungai. Ketika menyelamatkan kalajengking tersebut, pendeta tersebut disengat oleh kalajengking tersebut. Tetapi ia tidak menghiraukannya. Ia pun kembali melanjutkan pekerjaannya.

Tidak berapa lama kemudian, kalajengking tersebut kembali terjatuh dalam sungai. Tanpa ragu-ragu pendeta yang menyelamatkan kalajengking tersebut kembali mengangkat kalajengking tersebut dan menaruhnya ke pinggir sungai. Ia pun kembali disengat oleh kalajengking tsb.

Pendeta yang satunya lagi kemudian berkata,"Teman, mengapa kau masih mau menyelamatkan kalajengking tersebut padahal kau berulang kali disengat oleh kalajengking tersebut?"

Temannya hanya menjawab singkat,"Karena menyelamatkan adalah tugas saya."


The Lesson

Setiap pekerjaan, pilihan hidup, keinginan, cita-cita, dll yang kita harapkan mempunyai resiko yang harus kita terima, suka ataupun tidak. Sepanjang resiko tersebut masih bisa kita tanggung, lakukanlah semuanya itu dengan berani. Satu hal lagi, selama hal itu tidak merugikan orang lain maka lanjutkan usahamu tersebut demi kesuksesan teman-teman semuanya.

Rabu, 07 Oktober 2009

Blessing In Disguise

Hakuin Ekaku adalah seorang rahib Zen terkenal pada masanya. Ketika masih muda, ia pernah berkelana bersama dua rahib senior. Mereka berkeinginan untuk belajar dari guru-guru Zen lain. Suatu ketika dalam perjalanan, seorang rahib meminta bantuan Hakuin untuk membawa barang bawaannya. Hakuin pun membawa barang tersebut tanpa ada protes.

Rahib lainnya yang melihat hal tersebut terpancing untuk meminta bantuan kepada Hakuin. Hakuin yang dimintakan tolong tersebut tidak protes. Ia semakin tenggelam dalam barang-barang bawaannya dan juga dalam ketenangan meditasinya. Hakuin merasa bahwa adalah ajaran Buddha untuk menolong sesama yang sedang kesusahan.

Tiba di suatu tempat, mereka harus melanjutkan dengan berlayar agar bisa sampai ke kota yang dituju. Hakuin yang sudah kelelahan akibat perjalanan yang jauh dan juga beratnya beban yang dia bawa tidak lama kemudian tertidur pulas. Sewaktu terbangun, ia kaget melihat keadaan sekitar. Ia melihat bahwa perahu yang ia tumpangi telah kandas. Tidak lama kemudian ia mencium bau tidak sedap di sekelilingnya dan melihat teman-teman rahibnya pucat pasi akibat muntah-muntah.

Usut punya usut, perahu yang ditumpangi Hakuin dan teman-temannya tersebut telah ditimpa badai hampir semalaman. Semua penumpang dan tukang perahu menjadi mabuk laut. Hanya Hakuin yang kelelahan karena perjalanan yang jauh dan mengangkat barang-barang yang berat, tertidur pulas tak terganggu, selama badai menerpa perahu tersebut.


The Lesson

Membaca kisah tersebut kita diingatkan kembali bahwa setiap peristiwa dalam kehidupan kita masing-masing memiliki berkah tersembunyi. Hakuin yang mengalah, lelap dalam tidurnya yang membuatnya tidak merasakan hantaman badai yang menerjang perahu yang ia tumpangi.

Banyak dari kita sebenarnya sering mengalami hal tersebut. Tetapi masing-masing mempunyai pandangan sendiri-sendiri. Ada yang menganggapnya sebagai suatu kebetulan tanpa arti. Ada yang mencoba untuk menyimpulkan arti dari setiap hal yang ia alami.

Biarlah di malam hari ini, kita bisa mengevaluasi apa yang sudah kita alami di sepanjang hari ini. Mempelajarinya dan menjadikan semuanya sebagai bekal kita di masa yang akan datang. Ingatlah bahwa berkah tersembunyi itu memang ada di setiap tempat dan masa.

Nick Vujicic, sang Raksasa Iman

Apakah anda merasa bahwa hidup ini tidak adil bagi anda. Atau anda merasa dikecewakan oleh hidup ini. Merasa bahwa hidup ini tidaklah seindah yang anda inginkan. Mungkin ada baiknya anda membaca cerita mengharukan sekaligus membesarkan hati ini....



Sekilas tidak ada yang berbeda dari orang ini yah??
Wajah yang tampan, mata berwarna hijau yang menatap simpatik...
Tampak sempurna... Tapi...



Inilah gambar keseluruhan orang yang kita lihat begitu sempurna. Nick Vujicic nama orang tersebut. Tidak banyak yang tahu bahwa dia adalah seorang motivator terkenal dan kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi orang-orang yang merasa bahwa dirinya telah kalah.

Vujicic lahir 26 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 4 Desember 1982 di Melbourne, Australia. Keluarganya adalah keluarga Kristen Serbia yang taat. Ibunya adalah seorang perawat dan ayahnya adalah akuntan. Sewaktu melahirkan Nick, kedua orangtua nya begitu shock melihat tubuh fisik Nick. Wajar mereka bersikap seperti itu. Nick lahir tanpa memiliki kedua lengan. Di bagian bawah hanya menonjol keluar semacam daging kecil seperti kaki yang Nick anggap sebagai "hiasan".



Selama bertahun-tahun, orangtuanya tidak habis pikir mengapa Nick terlahir dengan kondisi yang seperti itu. Ibunya yang notabene adalah juru rawat begitu terpukul. Padahal ia begitu menjaga masa-masa kehamilan putranya tersebut.

"Ibu saya adalah seorang juru rawat yang baik. Ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan selama masa kehamilan saya tersebut. Sampai sekarang pun ibu masih menyalahkan dirinya." ujar Nick suatu ketika.

Perlahan-lahan kedua orangtuanya mulai bersikap menerima. Mereka pun melakukan pendidikan yang keras bagi anaknya tersebut. Nick tidak disekolahkan di tempat anak-anak cacat. Ia di sekolahkan di sekolah normal. Orangtuanya sadar bahwa anaknya akan menerima ujian terberat dalam kehidupannya. Tetapi mereka berpikir panjang bahwa ini semata-mata dilakukan agar ketika saat mereka tidak ada, Nick akan mampu mengurus dirinya sendiri. Kedua orang tuanya begitu sabar dengan perkembangan anaknya tersebut.

Memang ada waktu-waktu dimana Nick merasa sedih dan selalu berkata ingin mengakhiri hidupnya. Tetapi orangtuanya tetap menguatkan dan menghibur Nick. Mereka mengajarkan segalanya agar Nick mampu berhasil dalam melalui badai kehidupannya tersebut.

Nick pun akhirnya tumbuh menjadi figur yang kuat dan tahan banting. Keterbatasan fisik tidak menghalanginya utk melakukan aktivitas yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh orang2 seperti dia. Ia bisa bermain golf, berenang, berselancar, dll.



Kisah hidup Nick dan perjuangannya telah dipublikasi berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Video2nya di youtube laris manis dilihat orang2. Saat ini Nick aktif sebagai pembicara motivasi dan telah mengunjungi 24 negara yang mengundangnya untuk berbicara.



Nick Vujicic adalah figur akbar milenium saat ini. Bukti nyata bahwa kekurangan bukanlah halangan untuk menjadi seorang yang bisa memberikan inspirasi kepada banyak orang. Nick Vujicic adalah RAKSASA IMAN dibalik keadaan tubuhnya yang begitu memilukan.




video klip Nick Vujicic >>> klik disini

Selasa, 06 Oktober 2009

Selamat Beristirahat..... :)



Suatu ketika, seorang murid bertanya kepada gurunya,"Guru apakah arti dari pencerahan?"

Sang guru menyahut singkat,"Bila lapar, makan. Jika lelah, beristirahatlah."

"Setiap orang kan melakukan hal yang sama seperti jawaban Guru." sang murid menimpali.

"Tidak sama."

"Saat waktunya makan, kebanyakan dari kita tidak menikmati sedapnya makanan tersebut. Pikiran kita mengembara kemana-mana. Saat waktunya beristirahat, pikiran tidak beristirahat, sebab itu banyak yang tidurnya tidak lelap bahkan menderita insomnia."

The Lesson

Kalimat
"Bila lapar, makan. Jika lelah, beristirahatlah." sebenarnya adalah hal yang sederhana untuk dilakukan. Tidak perlu pikiran yang njlimet. Di atas kertas hal tersebut pasti bisa dilakukan oleh setiap orang.

Tetapi apakah seperti itu kenyataannya?

Yang menjadi perenungan dari kisah tersebut adalah seberapa sadarnya kita akan saat-saat sekarang ini. Apakah kita mampu menikmati saat-saat ini tanpa harus memikirkan apa yang sudah lalu atau menerawang esok hari?

Saya sendiri teringat akan perkataan Yesus Kristus : "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Selamat malam dan selamat beristirahat... Tuhan Memberkati... :)



Setelah mengetahui bahwa mentornya, Chang Cong, sakit keras, Li Er, mengunjunginya. Terlihat jelas bahwa Chang Cong mendekati akhir hidupnya.

"Guru, apakah Guru mempunyai pengajaran terakhir untukku?" kata Li Er kepadanya.

"Sekalipun kamu tidak bertanya, aku pasti akan mengatakan sesuatu kepadamu." jawab Chang Cong

"Apa itu?"

"Kamu harus turun dari keretamu bila kamu melewati kota kelahiranmu."

"Ya Guru. Ini berarti bahwa seseorang tidak boleh melupakan asal-usulnya."

"Bila kamu melihat pohon yang tinggi, kamu harus maju dan mengaguminya."

"Ya, Guru. Ini berarti saya harus menghormati orang yang lebih tua."

"Sekarang, lihat dan katakan apakah kamu dapat melihat lidahku?" kata Chang Cong, menundukkan dagunya dengan susah payah.

"Ya."

"Apakah kamu melihat gigiku?"

"Tidak. Tak ada gigi yang tersisa."

"Kamu tahu kenapa?" tanya Chang Cong

"Aku rasa," kata Li Er setelah berpikir sejenak, "lidah tetap ada karena lunak. Gigi rontok karena mereka keras. Benar tidak?"

"Ya, anakku," angguk Chang Cong. "Itulah kebijaksanaan dunia. Aku tidak punya apa-apa lagi untuk diajarkan kepadamu."

Dan meninggal lah Chang Cong.

Di kemudian hari seorang pertapa tua mengatakan : "Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang selunak air. Namun tidak ada yang mengunggulinya dalam mengalahkan yang keras. Yang lunak mengalahkan yang keras dan yang lembut mengalahkan yang kuat. Setiap orang tahu itu, tapi sedikit saja yang mempraktikkannya."

Ya, anda benar. Pernyataan itu adalah kutipan terkenal dari risalah klasik China kuno yang berjudul Dao De Jing. Penulisnya adalah Lao Zi. Li Er adalah nama masa mudanya.

Nikmati Setiap Momen Yang Anda Alami Hari Ini




















Bangun tidur pagi ini, aku tersenyum
Dua puluh empat jam baru ada di depanku
Aku berjanji hidup sepenuhnya setiap momen
Dan menatap semua makhluk dengan mata Welas Asih

Menghirup napas, aku menenangkan tubuhku
Menghembuskan napas, aku tersenyum
Mengembara dalam momen saat ini
Aku tahu ini adalah momen menakjubkan

Dengar, dengar
Suara menakjubkan ini
Membawaku kembali
Pada diri sejatiku

Perasaan datang dan pergi
Bagaikan awan di langit berangin
Bernapas secara sadar
Merupakan jangkarku

Secangkir teh di kedua tangan
Kesadaran sepenuhnya ditegakkan!
Pikiran dan tubuhku mengembara
Di tempat ini dan kini sepenuhnya.

Present Moment, Wonderful Moment -Thich Nhat Nanh-

Senin, 05 Oktober 2009

No Limitations For Helping !!!

Lagi iseng cek2 imel dapet imel yang touchy bgt....

enjoy it....

klik pada gambar utk melihat lebih jelas yah...







Tidak Selamanya Cepat Itu Baik




Suatu ketika, seorang pemuda ingin berlatih beladiri. Ia pun mendatangi seorang ahli beladiri di tempatnya tersebut. Sesampainya di tempat sang ahli beladiri tersebut, pemuda itu pun mengutarakan maksud kedatangannya dengan penuh semangat, " Guru saya ingin berlatih beladiri. Saya siap mencurahkan segala waktu dan pikiran saya untuk mempelajarinya. Berapa lama saya akan menguasai ilmu beladiri tersebut?"

Sang ahli beladiri tersebut berkata singkat,"Sepuluh tahun."

Walaupun kaget, pemuda itu segera berkata,"Tetapi saya mau menguasainya lebih cepat. Saya akan berlatih dengan keras. Saya akan berlatih setiap hari, setiap hari kalau perlu. Berapa lama saya bagi saya untuk menguasainya?"

Guru tersebut terdiam sejenak dan kemudian berkata," Tiga puluh tahun."


The Lesson

Untuk menguasai sebuah bidang tertentu, harus difokuskan pada teknik atau metode, bukan pada berapa lama waktu penguasaannya.

Ada banyak dari kita, termasuk saya, yang terjebak pada pola pikir tersebut. Kita selalu berusaha untuk cepat-cepat menguasai suatu bidang agar bisa kita gunakan.

Melaui kisah ini kita diingatkan bahwa memusatkan perhatian pada sisi-sisi yang salah dapat mengakibatkan usaha kita sia-sia. Tidak hanya itu, waktu dan tenaga pun akan terbuang percuma dan lebih parahnya hal itu akan menunda kesuksesan itu sendiri.

*disarikan dari buku Simplify Your Life With Zen
-Ponijan Liaw & Andrew Ho



Hai....

Tanpa kita sadari, kehidupan kita sehari-hari dipenuhi oleh materi-materi pembelajaran. Pelajaran-pelajaran tersebut seharusnya membawa kita kepada kehidupan yang lebih baik dan bermakna. Tetapi berapa banyak orang yang menyadari bahwa seluruh aspek kehidupan yang mereka jalani sebenarnya banyak mengandung unsur-unsur pembelajaran. Mungkin tidak banyak. Aktivitas yang padat, pekerjaan yang menumpuk, masalah hidup yang semakin kompleks, dll agaknya membuat tidak banyak orang yang bisa menyadari unsur-unsur pembelajaran dalam kehidupannya.

Terinspirasi oleh hal tersebut, saya membuat blog ini. Yah memang, blog ini sangatlah sederhana. Hanya berisi kumpulan kisah atau cerita sehari-hari. Tetapi itulah misi yang saya ingin capai. Saya berharap melalui kesederhanaan blog ini, teman-teman yang membaca blog ini dapat merasakan kenikmatan hidup yang simpel dan sederhana walaupun hanya sekejap saja.

Blog ini tidak bermaksud untuk menggurui teman-teman sekalian. Blog ini hanyalah suatu usaha kecil dari saya agar teman-teman dapat memiliki hidup yang lebih bersemangat, indah dan terarah. Oleh karenanya, kritik dan saran ataupun sumbangan cerita-cerita inspiratif saya terima dengan hati terbuka. Patut diingat bahwa saya pun masih terus belajar untuk mencapai kehidupan yang lebih bersemangat, indah dan terarah tersebut.

Selagi menulis postingan perkenalan ini, saya teringat lagu lama tetapi liriknya mengandung makna yang luar biasa membangun....

"One Moment In Time-Whitney Houston"

Each Day I Live
I'm Only One, But Not Alone
My Finest Day is Yet Unknown
I Broke My Heart for Ev'ry Gain
To taste the sweet, I faced the pain
I Rise and fall, yet through it all this much remains
I was

One moment in time
When I'm more than I thought I could be
When all of My dreams are a heart beat away
And the answers are all up to me
Give Me one moment in time
When I'm racing with destiny
Then in that on moment of time
I will feel, I will feel eternity

I will live to be the very best
I want it all, no time for less
I've laid the plans
Now lay the chance here in my hands
Give Me

chorus

You're a winner for a lifetime
If you seize that one moment in time
Make it shine
Give Me


donlot disini >>>> one moment in time


Selamat menikmati.... :)